Pages

Minggu, 28 Oktober 2012

Jelajah Busan Dynamic City (Part 2)

—> 2nd Visit – 28 Oktober 2012
Tanggal 26 - 27 Oktober 2012 (Jumat dan Sabtu) adalah tanggal dilaksanakannya festival kembang api di Busan yaitu Busan Fireworks Festival yang kali ini yang ke-8 kalinya festival ini diselenggarakan setiap tahunnya sebagai bagian dari kampanye “Visit Korea”. Nah weekend ini aku gunakan untuk pergi menyaksikan langsung festival kembang api itu. Katanya IU juga akan mengadakan konser disitu barengan dengan artis K-Pop lainnya. Tapi karena ekspektasiku kembang apinya nanti bakal lebih cantik daripada IU makanya aku gak niat buat pergi nonton. Tapi lagi, sebenernya alasan utama karena konsernya Jumat malem sedangkan aku masih training, khekhe…
Nah pergilah aku, Muklis, dan Pak Anugrah bareng pergi ke Busan. (Note : cuma aku aja ya yang terlalu excited buat lihat kembang api, Muklis dan Pak Anugrah sebenernya cuma pengen ngabisin weekend jalan-jalan). Rencananya kami bertiga setelah melihat kembang api di Busan pada malam minggunya, besoknya kami pergi ke Daegu buat beli handphone Samsung Galaxy di sana, tepatnya di Ganesha Mart.
 Sasang Bus Terminal, Busan
Jadwal keberangkatan bus Busan – Gwangyang di Sasang Terminal
Kami berangkat siang dan sampai di Terminal Sasang, Busan sore harinya. Turun dari terminal hujan deras mengguyur kota Busan, semoga malam nanti cuaca akan kembali cerah dan kami bisa menikmati kembang api di Gwangan Beach Area. Aku menyempatkan diri buat belanja ke Gukje Market yang pernah aku kunjungi pada kunjungan pertama ke Busan. Dan hujan malah semakin deras. Sampe di Gukje Market, kami langsung cari payung. Ya, pepatah kami, “Beli Payung Setelah Hujan”, huahaha..
Sudah lewat maghrib, dan hujan masih deras. Akhirnya aku bertanya pada salah seorang pemilik toko cinderamata khas Busan apakah festival kembang apinya bakal tetap diadakan meski cuaca hujan seperti ini. Seketika pemilik toko itu langsung melihat saluran berita TV dan kemudian bilang sepertinya tidak mungkin panitia festival memaksakan festival kembang api bakal terus berjalan. Dan benar kemudian aku mendapat berita bahwa Firework Festival di-delay sampe besok malam. Minggu malam artinya gak mungkin aku bisa masuk kerja Senin paginya kalo malamnya masih di Busan…Confused smile. Ya sudahlah.
Akhirnya kami langsung menuju Dusil buat beristirahat malam ini.
IMG-20121028-00909
Bersama teman-teman PT.KP dan jamaah Masjid Al-Fatah
Keesokan paginya kami pergi ke Daegu selain buat jalan-jalan juga mau beli HP langsung dari negara pembuatnya Laughing out loud. Dan ternyata keputusanku salah waktu itu membeli HP disana, karena tahu ternyata banyak HP murah yang dijual selain di Ganesha Mart. Ya sudahlah. Dan niat pengen jelajah kota Daegu juga harus dikubur karena waktunya habis buat mengurus pembelian HP di Ganesha Mart.
Sedikit kesan untuk kota Daegu adalah, kotanya ramai sama seperti di Busan, karena memang Top 5 Metropolitan City in Korea yang punya public transportation berupa subway. Ah, I just love Korean public transportation, you wil never experience get lost in Korea.
20121028_164314
Subway di Daegu (kemana orang-orang yah?!)

Lanjut di Part 3

Related Post :
Jelajah Busan Dynamic City (Part 1)
Jelajah Busan Dynamic City (Part 3)

Minggu, 14 Oktober 2012

Jelajah Busan Dynamic City(Part 1)

Sudah kali ketiga aku pergi ke Busan. Tak lain karena letaknya tidak begitu jauh dengan Gwangyang jika orientasinya adalah belanja dan hunting pesenan oleh-oleh kerabat dekat (ini kayanya sama-sama belanja deh). Setidaknya ada 3 alasan kenapa aku memilih Busan daripada Seoul jika urusannya belanja liburan (asumsi tinggal di Gwangyang city atau Jeollanam province) :
  1. Jarak Gwangyang –> Seoul sejauh 300 km. Sedangkan jarak Gwangyang –> Busan sejauh 128 km. Jadi aku bisa menghindari menghabiskan waktu hanya di perjalanan. Tentu juga berefek pada tarif angkutan umumnya. Tarif Bus Gwangyang –> Seoul  seharga 20.000 KRW dan tarif Gwangyang –> Busan hanya separuhnya 10.000 KRW.
    Gwangyang Map

  • Busan adalah kota terbesar kedua setelah Seoul. Jadi mari kita anggap jumlah tempat-tempat menarik sama, tingkat keramaian sama, sarana transportasi antarkota sama, tapi harga yang ditawarkan lebih murah untuk satu barang yang sama. Nice!
  • Tempat menginap. Nah, di Busan ada Islamic Center terletak di distrik Dusil (kalau naik Busan Subway, Humetro di line-1 turun di Dusil terus ke arah exit-8 Islamic Center jalan lurus sekitar 400 meter). Di Islamic Center disana ada Masjid Al-Fatah yang wakafnya dari Arab, Imamnya orang Korea, dan pengelolanya banyak banget dari Indonesia. Disana kita bisa menginap di masjid tersebut secara gratis plus-plus dibangunin sholat subuh dan selimut berlimpah Open-mouthed smileLaughing out loud.

  • Busan Islamic Center


     Foto dulu sebelum menjelajah Busan

    Tiga kali aku ke Busan, masing-masing aku punya keperluan yang berbeda-beda. Aku ceritain tiga kali aku ke Busan :
    --> 1st Visit – 14 Oktober 2012
    Kunjungan pertama ke Busan kali ini adalah purely travelling. Setelah mengunjungi festival lampion “Jinju Namgang Yudeung Festival” di hari sabtunya, malamnya aku, Ayup, dan Graha langsung bertolak ke Busan naik bus dari terminal yang letaknya tidak jauh dari Namgang River tempat dimana festival lampion diadakan. Kami bermalam di Masjid Al Fatah Busan.
    Keesokan paginya kami naik Humetro dari stasiun Dusil ke arah stasiun Nampo. Tidak perlu pindah jalur jika ingin ke Nampo. Turun di Nampo kita berjalan ke arah exit tujuan BIFF Square (Busan International Film Festival). Oh ya stasiun ini terkenal dengan “Nampo Underground Shopping Center” yang panjang kawasannya antara stasiun Nampo dengan stasiun Jagalchi. Jadi jika ingin menjelajah Nampo Underground Shopping ini butuh setengah hari lebih.
    Hari itu kita meneruskan perjalanan keluar stasiun dan destinasi kita hari itu adalah : BIFF Square (Busan International Film Festival), Gwangbokro Fashion and Culture Market, Gukje Traditional Market, dan Yongdusan Park (Busan Tower) yang memang keempat destinasi tersebut berada dalam satu kawasan.
     Gwangbokro
    Gwangbok-ro
    Yongdusan Park (Busan Tower)
    Di Yongdusan Park, depan Busan Tower
    Busan Tower
    Busan Tower
    Busan Port and Jagalchi Market View
    Pemandangan Busan Port Harbour dan Jagalchi Fish Market

    Review :
    • BIFF = nothing special. Mungkin karena kita juga dateng pas festivalnya berakhir minggu kemarin. Disana ada bioskop yang patut dicoba.
    • Gwangbok-ro Fashion and Culture Market= disini aku hampir kalap belanja mengingat tujuan kita ke Busan murni jalan-jalan. Disini kamu bisa menemukan banyak distro and clothing yang memamerkan koleksi terbaru, terpopuler, ter-happening, yang ada di Korea. Disini aku hampir tak percaya mengeluarkan 35.000 KRW untuk sebuah cardigans Laughing out loud.
    • Gukje Traditional Market = Nah ini surganya pemburu oleh-oleh khas Korea. Mau beli cinderamata disini asiknya harganya cukup terjangkau (untuk wilayah Korea, bukan terjangkau wilayah Indonesia) dan harganya bisa ditawar. Tapi jangan keterlaluan ya menawarnya, kamu bisa ditinggal penjualnya kalau terlalu tega minta diskon.
    • Yongdusan Park (Busan Tower) = Ga berasa pernah di Busan kalau belum datang ke Busan Tower. Jadi rencanakan perjalananmu ke Busan Tower jika tujuanmu ingin ke Busan.
    Ceritanya dilanjut ke Jelajah Busan Dynamic City (Part 2 - habis).


    Happy Weekend Guys! Punch

    Rabu, 03 Oktober 2012

    Chuseok Holiday Part 2 (Habis)

    Lanjut ceritanya…

    Di Korea Selatan, Bagus temanku membuat janji untuk bertemu dengan teman sekolahnya dulu di Myeong-dong malam itu. Kini mereka tinggal di Ansan, outer Seoul dan bisa dijangkau dengan subway Seoul Metro. Setelah bertemu, kami memutuskan untuk makan malam bareng. Di Myeong-dong aku mencoba masakan Samgyetang yaitu semacam sup yang isinya satu ayam muda utuh dengan nasi di rongga ayamnya itu dan diberi ramuan ginseng. Harga Samgyetang di Myeong-dong seharga 14.000 Won. Setelah kenyang makan, teman-teman dari Ansan pamitan dengan kita dan berjanji buat ketemu di Myeong-dong lagi untuk mengantar kita nanti berkeliling Ansan.

    Samgyetang, sup ayam ginseng


    Samgyetang, sup ayam ginseng


    Jadi malam itu aku melihat-lihat barang-barang yang dijual di Myeong-dong. Istilahnya observasi sebelum akhirnya jadi dibeli pas kembali besok. Niatnya biar ngirit gitu. Dan salah satu tempat yang bakal aku kunjungi lagi besok adalah Etude House. Niatnya pengen beliin oleh-oleh kosmetik Korea buat pacar. Katanya sih, harga BB Cream (jangan tanya darimana aku tahu BB Cream itu darimana) disini lebih murah dibanding harga di Indonesia, bisa sampe separuhnya. Padahal ya, aku juga ga tahu kalo Etude House juga ada di Indonesia .

    Etude House, Myeongdong

    Etude House, Myeongdong 


    Etude House, so pinkyyy….


    Oke observasi selesai jam 10an dan kita pulang naik Subway Seoul Metro.


    Akhirnya kita kembali ke Guest House Seoul Walker di Hapjeong. Dari pemilik penginapan dia bilang tahun-tahun besok mungkin dia akan menutup penginapan disini karena meski penginapannya berlokasi di Seoul City tapi ternyata turis lebih memilih penginapan, motel yang dekat dengan objek wisata di Seoul, banyak sebenernya penginapan murah buat backpacker mania yang pengen menikmati Seoul. Dengan budget mulai 15.000 Won per orang kamu bisa dapet penginapan di pusat kota Seoul.

    Hari minggu pagi…

    Kita berangkat naik subway lagi dari Hapjeong ke Euljiro-(il)-ga dimana subway terdekat dari Myeongdong. Seperti yang aku bilang, aku langsung menuju Etude House buat beliin pacar BB Cream dan dan cat kuku. Total buat kosmetik di Etude House 60 ribuan Won (atau sekitar setengah juta rupiah lebih), lumayan fantastis buatku untuk ukuran beliin kosmetik buat cewek.


    Di Myeong-dong cukup banyak belanjaannya. Dari mulai souvenir buat teman2, makanan, baju, kosmetik. Dan aku sampe menukarkan lembar terakhir 100 dollar ku untuk ditukar ke Won. Aih, di Seoul…kalap!!.


    Myeongdong Weekend
     
     Myeongdong Weekend




    Rompi jaket baru


    Setelah belanja, sorenya kita ke Ansan masih menggunakan Seoul Metro. Ansan terletak di luar kota Seoul tapi masih bisa dijangkau dengan subway. Ansan adalah kota urban dimana jumlah foreigner lebih banyak dari orang Koreanya sendiri. Pertama kali sampe Ansan pemandangan langsung berubah. Keluar subway aku mendengar banyak obrolan-obrolan bahasa Indonesia, bahasa jawa, sunda, nusa tenggara atau daerah lainnya di tanah air. Dari kota Seoul yang sophisticated berubah menjadi kota urban yang penuh dengan orang asing, agak kumuh, dan tidak seteratur di Gwangyang atau Seoul.



    Kota Ansan, Korea Selatan
    Sudut Kota Ansan


    Kangen Indonesia? Aaaaa…paling ga disini kamu banyak menjumpai toko makanan, warung makan, restoran, dan konter hp. Aku sempat mencari hp samsung atau iphone murah di Ansan dan harga yang ditawarkan cukup menggiurkan dan yang jual orang Jawa .

    Kota Ansan, Korea Selatan 

    Kota Ansan, Korea Selatan
    Buat aku, Ansan adalah kota yang menawarkan perspektif berbeda dari Korea Selatan. Yang biasanya Korea Selatan itu begitu modern, teratur, bersih, rapi, di Ansan…berbeda. Aku sempat diceritakan bagaimana teman-teman yang bekerja di Ansan hidup. Apa yang aku lihat dan dengar meskipun sebentar di Ansan adalah botol Soju, beer dimana-mana, banyak orang mabuk, banyak yang berkelahi, banyak perjudian (disini judi legal sebenernya), dan fenomena kota Urban pada umumnya di dunia.


    Aku menyebutnya “Korea Undercover”, karena berbeda dengan dimana aku tinggal sekarang, apa yang aku tahu tentang Korea. Di Ansan, aku menemukan hal-hal baru yang menarik.


    Malam itu aku bermalam di apartemen milik teman-teman TKI dari Lombok, tempat daerah asal Bagus temanku. Kita makan nasi rawon disana (enaaaaaak…). Paginya aku berpamitan dengan teman-teman lain dan kembali ke Gwangyang menggunakan bus.

    Kota Ansan, Korea Selatan


    Oh ya, mau share info berwisata di Seoul ketika weekend :

    • Jika ingin ke Seoul dari Bandara Incheon, saat ini transportasi yang murah dan cukup nyaman menggunakan bus. Jalur yang menuju ke berbagai kota di Seoul sangat banyak. Biaya sekitar 9000 Won. Ada juga menggunakn Airport Railroad Express (AREX). Waktu tempuh sekitar 1,5 jam.
    • Di bandara banyak terdapat money exchange, tapi kalau sudah punya Won, lebih baik ditukar di Seoul karena nilai jual dollar ke Won di Seoul lebih tinggi.
    • Banyak sekali Guest House murah belakangan ini, mereka berkompetisi untuk mendapat sebanyak-banyaknya turis. Jadi untuk masalah penginapan tidak perlu khawatir, di sekitar objek wisata biasanya banyak penginapan. Aku kemarin menginap di Seoul Walker sekitar 13.000 Won per malam per orang. Muraaah kan .
    • Tempat belanja favorit turis ada di Myeong-dong, Insa-dong, Dongdaemun, Gangnam, dan COEX (underwater shopping). Ada juga pasar tradisionalnya dengan harga yang lebih miring yaitu di Namdaemun Sijang (Sijang = city hall = pasar).
    • Makanan biasanya porsi besar jadi bisa pesat seporsi buat 2-3 orang. Harga sekitar 15.000 – 20.000 Won


    Barangkali ada yang mau ngajak aku keliling Seoul lagi, hehe..



    Related Post :


    Selasa, 02 Oktober 2012

    Chuseok Holiday Part 1

    Ga kerasa udah 2 minggu aja di Korea. Weekend kemarin ternyata adalah hari raya terbesar buat orang Korea : Chuseok. Kabar baiknya buatku adalah kita dapet libur 5 hari. Cucoook!!
     
    Hari Jumat, sebelum Chuseok Mr. Jae Son Jin dan Soo Won Kim memberi kita surprise, kita dikasih Songpyeon sebelum pulang dan berliburan Chuseok. Songpyeon itu semacam kue yang terbuat dari ketan beras yang dibentuk dengan berbagai bentuk dan warna. Isiannya biasanya manis seperti kacang hijau, kacang merah, coklat, madu. Mirip seperti jajanan pasar seperti yang aku tulis baru-baru ini. Katanya Songpyeon ini cuma bisa dijumpai ketika Chuseok Holiday aja. Wew. Sesuatu banget lah.


    Songpyeon
    Mr. Jae Son Jin, Mr. Soo Won Kim and Ms. Kim Da Hee

    Chuseok mungkin lebih seperti hari raya lebaran bagi orang Indonesia. Chuseok tahun ini jatuh pada tanggal 29 dan 30 Oktober. Chuseok adalah waktu dimana orang-orang Korea berkumpul bersama keluarga mereka, berziarah ke makam leluhur mereka, bersyukur akan panen yang melimpah dan berdoa untuk kesejahteraan di tahun berikutnya. Ketika Chuseok, jalanan sangat macet, orang-orang yang tinggal di kota besar berbondong-bondong menuju kota kelahiran mereka. Tentu saja, jalanan menjadi sangat macet misalnya dari ibukota Seoul menuju ke bawah (ke selatan).

    Children wearing Hanbok in Chuseok

    Chuseok adalah waktu yang tepat bagi warga asing untuk menikmati Seoul atau Busan karena tentu saja, jutaan orang moving down (south direction) dan Seoul sedikit lebih lengang dari biasanya. Perfect! Aku bersama temanku yang lain sudah memegang tiket bus ke Seoul. First Trip to Seoul begun!

    Jungma Bus Terminal, Gwangyang

    Jungma Bus Terminal (Gwangyang-Si)

    Perjalanan sekitar 4,5 jam dan kita sempat mampir di rest area. Disitu aku bisa ngerasain street food Korea. Aku nyobain udang goreng sama bola daging ayam 2000 Won.

    Street Food in Rest Area, South Korea

    Sampe di Dong Seoul Terminal, kita pisah rombongan dan kita berdelapan orang menuju Guest House “Seoul Walker” di daerah Hapjeong. Sore menjelang malam kita naik subway menuju Myeong-dong. Pusat belanja paling terkenal di Seoul. Waaah malam minggu di Seoul emang menyenangkan, tapi di Myeong-dong aku gak beli apa-apa karena sepertinya teman-teman yang lain pun juga akan dateng lagi besok ke sini buat mutusin mana yang mau dibeli. Di Myeong-dong, semua barang sangat menarik, dan kalo cukup uang dan kuat buat bawa semua ya terserah sih, hahaha…

    Guest House Seoul Walker
    Interior Guest House "Seoul Walker"


    Guest House Seoul Walker


     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     
    Depan halaman Seoul Walker
     
     Ini foto-foto suasana malam minggu di Myeongdong


    Lotte Department Store, Myeongdong
    Seberang Gerbang Myeongdong, ada Lotte Dept. Store
     
     
    Myeongdong during Chuseok
    Myeongdong ketika malam hari
     
    Masih banyak yang bisa diceritakan. Lanjutin di part 2 aja biar ga kepanjangan. Cukup untuk sabtu malam ini. Masih ada hari Minggu di Seoul.




    Related Post :

    Minggu, 16 September 2012

    Annyeong Haseyo Korea!

    Korea

    Kadang aku keheranan pada awalnya bisa dapet kesempatan terbang sampe Korea. Oh ya, sempet beberapa bulan kemarin aku sudah share tentang aku yang resign dari proyek PT. Krakatau Steel, ternyata dunia karirku sepertinya tidak lepas dari industri baja. Sekarang aku bekerja di PT. Krakatau Posco, joint venture company (JVCo) antara PT. Krakatau Steel dan Posco Korea. That’s the reason why I am here.

    Perjalanan menuju Korea cukup seru. Jumat siang setelah dispatch ceremony, aku bersama temen-temen yang lain langsung menuju Bandara Soetta. Boarding jam 00:05 dan sempat transit dulu di Hongkong Intl. Airport. Meski cuma sekitar sejam an kita nunggu buat penerbangan selanjutnya, at least aku bisa ngerasain gimana bisa pipis di Hongkong .



    Hongkong International Airport Boarding Lounge


    Hongkong International Airport Boarding Lounge


    Hongkong Intl Airport Boarding Lounge


    Whether you love or hate them, airports are captivating places. It seems like waiting is the only thing anyone ever gets done. With nothing to do and nowhere to go before your zone number is called, you either reread last night’s texts or you just sit there like a vegetable and stare.


    On the Iron Bird’s Wings, Hongkong Airport

    On the Iron Bird’s Wings


    Sekitar jam 10 kita sampe di Incheon Intl Airport. Keluar dari gerbang Arrival, aku baca diatas gate itu tertulis : Incheon Airport Named the Best Airport Worldwide for the 7th Year in a Row. Tapi emang keren sih bandaranya. Sayang, ga banyak yang bisa lakuin buat nikmatin bandara terbaik ini. Dari Incheon kita sudah ditunggu sama Mr. Kim Ju Young dari Posco R&D Center dan kami pun bertolak ke Posco R&D Center di Song-do, Incheon dimana teman2 lain yang pake Garuda Indonesia sudah sampe duluan pagi tadi.


    Incheon International Airport

    Incheon International Airport

    Incheon International Airport



    Arrival at Incheon Airport

    Arrival at Incheon Airport

    Gaya dulu

    Perjalanan dari Incheon ke Song-do juga keren, pertama kita harus nyebrang jembatan Incheon Bridge. Keluar jembatan, ada monumen aneh yang menyambut kita. Kalo ini mungkin monumen dirgantara, berarti masih mending punya kita ya…


    Incheon Statue


    Sesampainya di Posco R&D Center, kita disambut sama Miss Jenny Chang dan makan siang di kantin disana. So, this is the first time I eat Korean food, and guess what…I found Kimchi. Ouch! Rasanya….dingin, asem, kecut, tapi agak pedes. Kombinasi rasa yang aneh yang pernah nyampe di lidah. Dan nantinya…pagi-siang-malam, pasti kalo makan mesti dihidangkan kimchi. Setelah makan kita menuju Posco Hall dan dapet materi tentang Korean Culture.

    Posco Global Education Center


    Posco Global Education Center



    Posco Global Education Center

    Meja Kamar dengan background Live Music (krik..krik)




     Kamar 615



    Hari minggu pagi, kami yang ditempatkan di Gwangyang Steel Works, diantar kesana menggunakan bus. Gwangyang (광양시) adalah sebuah kota di Jeolla Selatan (전라남도) dimana terdapat Steel Works terbesar di dunia. Perjalanan menuju Gwangyang memakan waktu 6 jam. Selama perjalanan, mungkin berbeda dengan di Indonesia, jalanannya itu lengang banget dan jalannya itu luruuuus doang sampe banyak sekali kita ngelewatin channel (terowongan) kalo jalannya dihadang sama bukit atau gunung.

    Korea Bus


    Foto sama busnya dulu



    Korea Channel

    Terowongan kaya gini banyak di Korea



    Dan setelah sampe, di Songjuk Apathe Gedung 3 (3 송죽아파트) inilah kita tinggal untuk 3 bulan ke depan.

    송죽 Apartment


    Masih pake seragam


    Udah kepanjangan ini kayanya

    Aku tiap hari sebenernya diminta untuk bikin semacam logbook yang isinya aktivitas sehari-hari disini. So, semoga aku juga bisa update blog-ku sendiri juga. Kata pepatah, sambil menyelam makan kimchi. Ga nyambung.

    See Ya!



    반갑습니다!

    bangabseubnida! 
    Nice to Meet You!

    Sabtu, 26 Mei 2012

    Jajanan Pasar

    Sedikit nostalgia yuk.

     
    Tenongan - Jajanan Khas Solo
     Tenongan, Jajanan khas kota Solo (sumber : fb Kota Solo)
     
    Meski banyak di temukan penjual aneka jajanan pasar di pasar (masak iya jajanan pasar di butik), tapi yang namanya saya yang tidak begitu suka mengorbit jauh-jauh dari rumah kalau pagi-pagi, mendapatkan kue-kue itu dengan sedikit upaya adalah hal yang menyenangkan. (bilang aja males). Banyak alasan kenapa aku begitu mencintai kota Solo ini, dan salah satunya adalah gampang sekali nyari kue-kue jajanan disini. Mantaaafff!

    Pagi-pagi emang enak tu nyamperin bakul tenongan (penjual tenongan). Tenongan adalah wadah makanan berbentuk tenggok agak ceper dengan ukuran yang cukup besar (diameter 50 cm) dan menyerupai tabung yang bisa di susun bertingkat terbuat dari bambu.
    Waktu kuliah di Semarang pun gampang kalau lagi ngidam jajanan pasar dan seperti biasa, jam 6 pagi basahin muka dikit biar keliatan habis mandi dan meluncur sambil melamun mau jajan apa saja pagi ini. Mehehehe…Saudara-saudara sebangsa dan se-tanah air, aku memang jaraaaaaaaang sekali sarapan pagi dengan nasi. Kebiasaanku ini timbul ketika sudah lulus SMA dan menunggu untuk ujian masuk perguruan tinggi.

    Selama tinggal di Jakarta, di tiap pagi hari selalu ada yang kurang kalau sudah ada pikiran, “Sarapan pagi ini??”. Kost-ku waktu itu tidak dekat pasar jadi perlu niat keras kalau sudah ngidam pengen jajanan pasar stadium sakauw.

    Well, tapi Sabtu pagi ini terasa beddaa. Finally I got what I want. This is it…


    Sepiring Jajanan Pasar



    Aku cuma merogoh uang 5.000 dan bisa mendapatkan kue-kue itu. Pretty Awesome! Dan jadilah Sabtu pagi ini terasa lebih indah dan enak. Nongkrong di depan laptop, blogging, makan kue, dan ngopi. Hauce!


    Happy Weekend Mate!





    Related Post :


    Selalu Menghibur

    Minggu, 06 Mei 2012

    The Random Stuff

    Semuanya berbalik, seakan tak normal, you get me paralyzed. Merasakan sesuatu yang asing namun ingin terus merasakannya. Saat aku bersamamu, mendengar suaramu, aku merasa berani sekaligus takut, aku merasa kuat sekaligus tak berdaya, merasakan perasaan lega namun juga dihinggapi perasaan mencekat, dan merasa sempurna dan tak pantas dilihat pada saat yang bersamaan.

    Dan, saat aku mencoba menyadari apa yang membentang diantara kita, aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Tapi suatu saat nanti genggam erat tanganku dan buat dunia cemburu. Seakan tak ada yang merasakan hal yang sama. Anggap saja aku itu kita. Karena pasti dia merasakan hal yang sama, bukan?! Tentu saja, kami satu hati.

    Please answer, the faster you attempt to heal from something painful, the more frequently it tends to haunt you? Everything seemed to happen in slow-motion, yet it all happened so fast, I barely had time to think. A hundred trains of thought raced through my heart.

    Saat ini aku hanya ingin menangkap apa yang pernah aku rasakan waktu itu. Aku berdiri dan bertahan di tempat itu, segala hal menjadi tak pasti, tak nyaman, ini berat, ini perjuangan, ini pengorbanan, ini kisah, ini kenangan, ini buruk. Komunikasi yang terjadi tak lebih dari tatapan mata dan bahasa tubuh…and I’d be a total liar if I said I wanted to let go. But I knew I had to. I am you and you are me, of course we are one heart.

    Night Empty Street


    Kamu bilang, kenapa mencari kekurangan dari hal yang telah kita syukuri dimana kita bisa bersama. Aku sedang berusaha menjernihkan pikiran. Ini seperti membuang pahit sisa yang manis. Dan aku duduk dan berpikir, tapi aku tak mampu berpikir tentang sesuatu seperti ini sehingga aku bisa saja mengabaikannya. And it actually works, I feel better already. Life is way too short to worry about the past, and I for one, don’t have time for anxiety.
    "We are the perfect couple, we’re just not in the perfect situation"

    -Joey Rivett-





    Related Post :

    Minggu, 08 April 2012

    Someday

    Someday…

    You'll see

    Someday…

    I'll stretch my wings higher than you could ever reach

    Someday…

    I'll look upon the faces of angels

    I'll soar above a sea of endless clouds

    Someday…

    I'll fly closer to the sun than any mortal dared to dream

    I'll kiss the moon as she rises into the sky

    I'll play with the stars til they fade in the morning

    Someday…

    the eagles will look upon me with envy as I grace the winds with warm sunlight on my back

    Someday…

    The rain will wash away my tears before they ever leave my face

    Someday…

    You'll see

    Someday…

    I'll be great in your eyes

    And someday…

    I promise you

    Someday…

    I'll be free.

    Picture Poem

    I astronomically excited about this kind of thing.

    Coffee cupCoffee cupCoffee cup

    Related Post :

    Fishing Star

    Daydream Collide

    Happy Couple

    Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers