Pages

Kamis, 04 Desember 2014

Mitoni

Kesibukanlah yang patut disalahkan jika kalian bingung kenapa ujug-ujug (apa ya bahasa indonesianya "ujug-ujug") udah acara mitoni. Pertanyaannya :

Emang kapan hamilnya ?
Terhitung tanggal 1 Juli 2014 yang seharusnya istri dapat mens, tapi ternyata tidak.

Setelah itu, kami rutin memeriksakan kehamilan sebulan sekali ke dr. Akam Pertamawan Sp.OG di RS Krakatau Medika. Sejauh ini, Alhamdulillah tidak ada tanda-tanda abnormal pada janinnya. Semoga nanti perkiraan akhir Februari atau Maret awal menjadi waktu-waktu persalinan buah hati kami.

Bulan Desember ini, kehamilan istri sudah jalan 7 bulan. Kami mencari tanggal yang tepat untuk bisa cuti bersama, dan akhirnya jatuh di tanggal 3 - 7 Desember 2014. Rabu pagi, 3 Desember kami sampai di Bandara Adi Soemarmo, kami beristirahat sejenak di rumah dan nanti sore prosesi Mitoni sendiri akan dilaksanakan. Meski keadaan di rumah itu lagi riweuh menyiapkan makanan buat pengajian dan bancakan untuk anak-anak tetangga.

Sorenya kami memulai prosesi mitoni atau ada juga yang menyebutnya tingkeban. Mitoni merupakan adat jawa ketika ibu hamil sudah memasuki kehamilan usia 7 bulan. Tujuannya untuk keselamatan bayi dan ibunya yang sifatnya seperti tolak bala. Makna jabang bayi berumur 7 bulan itu artinya bayi dalam kandungan telah memiliki bentuk badan yang sudah sempurna. Urut-urutan acaranya : siraman, memasukkan telur ayam kampung kedalam jarik ibu oleh suaminya, ganti pakaian, brojolan (memasukkan buah kelapa muda) terus langsung kenduren. Kami sekeluarga juga sebenarnya lupa-lupa ingat mengenai susunan acaranya, tapi yang penting secara formalitasnya sudah terlaksana. Perlu dicatat ya, antara satu keluarga dengan keluarga lain prosesinya bisa berbeda-beda lho ya.

Nah setelah prosesi selesai, yang terakhir adalah kenduren. Ini foto simbah kami yang dari Solo dan foto bancakan untuk anak-anak kecil. Sengaja orangtua kami  mengganti kenduren tersebut dengan pengajian pada malam harinya.

Mitoni di Solo


Sabtu sorenya kami jalan-jalan ke daerah Solo Baru. Wajah kota ini semakin modern saja. Ditambah keberadaan Mal Hartono dan yang saat itu baru saja dilakukan Grand Opening yakni The Park Solo Baru Mall. Namanya aja masih masih dibuka, jadi tenant yang buka masih terbilang sedikit. Tapi beginilah kalau developer bagus, mereka mendesign mall nya sendiri cukup lengkap, jadi kita masih bisa jalan-jalan menikmati fasilitas yang ada. Kami mampir di J.Co (brand coffee shop kenangan tempat first-dating kita)


The Park Solo Baru Mall


J.Co The Park Mall Solo Baru


Setelah itu aku ajak istri sholat di Masjid Fatimah di daerah Notodiningratan menikmati keindahan interior masjid yang megah.

Masjid Fatimah Solo

Dua sampai tiga bulan ke depan jadi waktu-waktu yang penting karena kami harus semakin memberikan perhatian ke calon bayi kami. Bulan depan rencana kami akan melakukan USG untuk konsultasi terakhir kami sebelum aku akan membawa istriku ke Semarang di bulan Februari awal dan juga mencari tahu apakah bayi yang dikandung laki-laki atau perempuan. 

Semoga kabar bahagia ini akan terus ada hingga waktu persalinannya tiba...

Amin.

Selasa, 04 November 2014

1st Anniversary of Our Marriage (Hari Kedua - Pesisir Timur Pulau)

Sebagai lanjutan posting liburan kami di Pulau Seribu di Hari Pertama - Pesisir Barat Pulau. Keesokan paginya, jam 04:30 kami sudah bangun untuk mengejar matahari terbit di pesisir timur pulau, apalagi kalau bukan tempat yang paling terkenal dan teramai di pulau ini : Jembatan Cinta. Jembatan beton yang memiliki panjang sekitar 800 meter ini menghubungkan Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. Pulau Tidung Kecil merupakan pulau tak berpenghuni yang berisi hutan mangrove untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Pulau Tidung besar berpenduduk sekitar 4.000 an jiwa, artinya seperti yang aku tulis sebelumnya jika weekend, maka jumlah wisatawan bisa lebih banyak daripada warganya sendiri. Luaar Biiassaa!

Dari homestay, kami bersepeda menuju Jembatan Cinta pada pukul 05:00. Sebenarnya Subuh pada waktu itu adalah 04:15 waktu setempat, artinya kami terlambat 45 menit sejak fajar menyingsing. Jarak yang harus kami tempuh adalah sekitar 1,2 km dengan bersepeda dalam waktu 20 menit. Berhubung ukuran pulau yang kecil dan ramping, jadi selama bersepeda kami disajikan pemandangan pantai di kedua sisi. Tengok kanan...pantai. Tengok kiri...pantai juga, menakjubkan.

Rute ke Jembatan Cinta

Sesampainya disana, benar saja, matahari sudah menyembul cukup tinggi dari horizon. Seperti tampak pada gambar dibawah. Jembatan cinta terletak disamping kiri dengan latar belakang Pulau Tidung Kecil. 


Sunrise di Jembatan Cinta


Sayangnya, kami berdua tak bisa mencapai Pulau Tidung Kecil karena istri merasa kakinya sudah sakit semenjak bersepeda tadi menuju ke Jembatan Cinta. Kami hanya bisa mencapai check point di gazebo yang berada di tengah-tengah jembatan.




Sunrise di Jembatan Cinta



Yang kami lihat di jembatan cinta ini adalah laut yang begitu biru dan jernih. Rasanya penatnya kesibukan kita bisa hilang sejenak.

Laut Pulau Tidung

Disini disediakan beraneka ragam permainan air yang seru utnuk dicoba seperti banan boat, jet ski, parasailing, dll.

Banana Boat Pulau Tidung


Jetski Pulau Tidung


Ikon Jembatan Cinta

Setelah puas menikmati pesisir barat pulau ini, kami beranjak kembali ke penginapan sambil membawa oleh-oleh. Tak banyak sebenarnya yang bisa kita beli sebagai oleh-oleh. Sebatas kaos, kerajinan dari hasil laut, pernak-pernik kerang, tapi yang saya lihat bagaimana masyarakat disini berusaha menampilkan cinderamata yang menjadi khas pulau Tidung diantaranya adalah makanan. Ada yang khas disini, seperti keripik sukun asli Tidung, dodol rumput laut Tidung, dan masih banyak lagi.

Jam 09:00 kami sudah persiapan pulang, check out dan menunggu Mas Iis menjemput kami menuju ke pelabuhan. Jam 10:00 kami sudah berbaur dengan pengunjung lain untuk kembali ke ibukota.



Kami tidak tahu, selama istri hamil, setelah perjalanan wisata ini, akan ada acara jalan-jalan sebelum nanti dedeknya hadir ke dunia melengkapi kebahagiaan kami. :)

Muara Angke


Senin, 03 November 2014

1st Anniversary of Our Marriage (Hari Pertama - Pesisir Barat Pulau)

Sudah genap satu tahun usia pernikahan kami, Happy Couple. Setahun menjalani pernikahan ini, kami bersyukur dianugerahi calon buah hati. Sekarang sudah jalan 22 minggu kehamilan dan selama itu pula, calon buah hati kami ini sudah jalan-jalan ke Puncak, Bogor bulan September kemarin. Dan, destinasi selanjutnya... Pulau Tidung, Kepalauan Seribu. 

Seminggu sebelumnya, aku coba hubungi Mas Didi dari Nuansa Tidung Tour untuk bisa mengurus akomodasi wisata kami di Pulau Tidung. Buat teman-teman yang berencana berlibur kesana saat weekend, aku menyarankan lebih baik kalian menggunakan jasa travel. Karena untuk hari biasa jumlah wisatawan mencapai 300-600 orang. Tapi kalau sudah weekend, jumlahnya bisa mencapai 7.000 orang. Kalian akan kesusahan di lokasi wisata ketika mencari kapal penyeberangan, penginapan, sepeda, kapal dan perlengkapan snorkeling, dll.

Dari Cilegon, kami berangkat pukul 03.00 pagi dan menggunakan bus Merak - Tanjung Priuk. Jam 06:30 kami naik taksi dari Tanjung Priuk menuju pelabuhan Muara Angke. Sayangnya, kami terlambat tiba di Muara Angke, jam 7 janjinya kami harus sudah tiba di lokasi, akhirnya kami menggunakan kapal lain dan harus merogoh kantong 35.000 per orang untuk sampai di Pulau Tidung. Beginilah penampakan kapal tradisional yang membawa kami akhirnya sampai di Pelabuhan Utama Pulau Tidung.


Kapal Tradisional ke Pulau Tidung


Sampai di Pulau Tidung waktu sudah menunjukkan jam 11:30, kami check in di penginapan dan bersiap untuk kegiatan pertama kami... snorkeling.


Dermaga Utama Pulau Tidung


Jam 13:00 kami telah siap berangkat. Spot untuk snorkeling kami ada di sekitar pulau Payung. Perjalanan dari Dermaga Utama (foto atas) menuju tujuan ditempuh selama 30 menit menggunakan kapal motor kecil. Tidak seperti wisatawan lain yang harus berkelompok dengan satu kapal, kami sedikit berbeda. Saat itu dari pihak Mas Didi menyewakan kapal snorkeling hanya untuk kami berdua. Alhasil, bak kapal pribadi, kami berangkat menuju Pulau Payung. Dalam perjalanan, kami melewati pulau Tidung kecil yang dihubungkan oleh jembatan cinta yang fenomenal itu.




Kapal Snorkeling di Pulau Tidung






Kapal Snorkeling di Pulau Tidung 

Awalnya Lita-ku tidak berniat untuk snorkeling mengingat dia sedang hamil, tapi atas bujukan Mas Iis, tour guide kami saat itu, dan sedikit rayuanku, akhirnya Lita mau terjun ke air untuk ber-snorkeling bersama. Sedikit tips, jangan lupa bawa roti atau cracker atau malkist Roma buat ngasih makan ikan-ikannya disana. Ikan-ikan kelaparan itu akan langsung menyerbu bekal makanan kalian dan saat itulah kalian bisa mengabadikan momen tersebut dengan camera underwater. Sayangnya karena wisatawan yang banyak kami gak kebagian kameranya. Tapi, sensasi snorkeling pertama kali ini bagi kami begitu mengesankan. Sangat menyenangkan.


Snorkeling di Pulau Tidung


Snorkeling di Pulau Tidung


Ini pertama kalinya Lita mencoba berenang. Awalnya dia agak kesusahan karena terombang-ambing arus. Namun, dalam waktu singkat, Lita mulai menguasai keadaan dan mulai menikmati ikan-ikan kecil yang sudah sedari tadi menunggu "disuapi". 

"Ikaaaan....Ikaaaaaan...", dia berteriak histeris meski peralatan snorkeling itu membuat  mulutnya tertutup digunakan untuk bernafas. 

Walaupun Lita sudah bisa menikmati asiknya ber-snorkeling, tapi buat ibu hamil seperti dia agak susah untuk menstabilkan tubuh yang sudah berbadan dua itu. Sesekali tubuhnya membalik keatas (mirip gaya punggung). Kemudian sekitar jam 3 sore, kami menyudahi snorkelingnya dan kembali ke penginapan. 

Jam 5 kami sudah harus siap karena kami akan bersepeda menjelajah pantai Tanjung Barat di pesisir barat pulau Tidung ini untuk menikmati sunset. Dari tempat kami menginap, kami akan bersepeda ke barat kurang lebih 1,2 kilometer.





Bersepeda di Pulau Tidung

Karena kami menggunakan travel, jadi sepeda untuk kami berdua sudah disiapkan. Jika kalian ingin menyewa sendiri sepeda semacam itu, cukup dengan Rp 15.000,- bisa kalian gunakan sepuasnya. 



Sunset di Tanjung Barat Pulau Tidung


Jalan menuju Tanjung Barat di pesisir barat Pulau Tidung ini ditempuh dalam waktu 15-20 menit bersepeda. Jalanan yang dilalui meliputi gang-gang rumah penduduk yang berpaving-paving dan jalanan berpasir menembus hutan-hutan yang tidak begitu lebat hingga di tempat tujuan yang makin berpasir.



  
Akhirnya tibalah di Tanjung Barat. Bersama Mas Is, tour guide lokal kami, kami mengabadikan momen-momen sunset bersama banyak wisatawan lain.


Tanjung Barat Pulau Tidung






Akhirnya matahari pun kembali ke peraduannya. Berkas sinarnya masih cukup untuk menerangi perjalanan kembali ke penginapan...


Tanjung Barat Pulau Tidung

Malam sekitar jam 19:30, kami bertemu Mas Iis di Dermaga Utama tempat kami berangkat snorkeling tadi siang untuk menikmati ikan bakar dan cumi bakar khas Pulau Tidung. Ikan yang dibakar adalah ikan tengkek. Ada yang menyebutnya Blue Runner, Hardtail Jack, atau nama latin Megalaspis cordyla. But, whatever it is...lets find out how good this grilled fish in our mouth..


BBQ Party di Pulau Tidung


Ikan Tengkek Bakar


Ikan Tengkek Bakar
   
Dingin dan kelaparan, sebenarnya tidak ada rasa yang istimewa dari ikan tengkek bakar ini. Cuman, berhubung sudah lapar dan dingin karena kita lagi ada di dekat laut. Rasanya sedikit agak spesial.


Lampu Delapan Pulau Tidung


Sekian untuk hari ini. 
Kisah besok akan ditulis di postingan selanjutnya. 

Jumat, 11 Juli 2014

Welcome Garage!

Tepatnya bulan Mei 2014, saat itu pas lagi di ITC Kuningan jalan-jalan entah kenapa kaki tergerak masuk ke toko yang menjual miniatur-miniatur mobil (diecast). Pas lagi liat-liat teringat jelas masa kecilku dulu yang suka sekali mobil-mobilan. Bikin jalan pegunungan di gundukan pasir sampai membuat diorama khayalan tentang jalanan kota. Mulai saat itulah, setiap bulan paling gak aku menyisihkan sebagian gaji, buat beli satu diecast. Dan aku paling suka diecast skala 1:24 karena ukuran tidak terlalu besar tapi tidak mengurangi detail yang dimiliki mobil aslinya.

Nantinya disini akan aku posting koleksi terbaruku dan jika ada seseorang diecaster di luar sana yang tak sengaja ketemu halaman ini jangan sungkan untuk saling kenalan dan nunjukin koleksinya. Inilah koleksiku...

My first diecast!!
RMZ City Mini Cooper S Countryman Scale 1:28

RMZ City Mini Cooper S Countryman Scale 1:28


Maisto Custom Shop Lamborghini Aventador LP700-P (1:24)

Maisto Custom Shop Lamborghini Aventador LP700-P (1:24)


Maisto Need For Speed Undercover Lamborghini Murcielago LP640 (1:24)
Maisto Need For Speed Undercover Lamborghini Murcielago LP640 (1:24)


Maisto Assembly Line Ferrari 458 Italia (1:24)
Maisto Assembly Line Ferrari 458 Italia (1:24)


Hot Wheels Ferrari F12 Berlinetta
Hot Wheels Ferrari F12 Berlinetta


Ferrari 458 Italia VS Ferrari F12 Berlinetta
Ferrari 458 Italia VS Ferrari F12 Berlinetta


Jada Big Time Muscle 2010 Chevy Camaro SS Bumblebee (1:24)
Jada Big Time Muscle 2010 Chevy Camaro SS Bumblebee (1:24)


Update Yudie's Diecast Garage July 2014
Yudie's Diecast Garage July 2014

Minggu, 03 November 2013

Happy Couple Wedding

Tetep ya, bagi mempelai laki-laki ketika mengucap ikrar sehidup semati itu gak gampang. Gak gampang sebenarnya cuma karena didengar banyak tamu undangan. Nervous-nya meeeen...meski kipas angin dimana-mana tetep aja aku keringetan. Dan sebelnya, cewek sebelahku ini dari tadi senyum-senyum sendiri yang aku tahu apa artinya.

Adeeeeeeeek ssssaaaaayaaang, tenangin Mas-mu iniiii....huhuhuhu...

Pagi hari itu, dia tampak begitu menawan. Balutan gaun putih modifikasi khusus untuk muslimah plus jilbab warna merah muda memperindah semuanya. Perfect! 

Ketika penghulu dan wali sudah berkumpul datang semua, aku diminta untuk latihan mengucap akad nikah dulu sebelum benar-benar diucapkan. Sekali kucoba untuk melafalkannya kata penghulunya sudah cukup dan dinilai sudah siap. 

Beluuuumm...Apanya yang udah siap Pak Penghulu?? huhu...(seketika langsung disodorin microphone).

Dan, akad nikahpun dilaksanakan. Penghulu menggenggam tanganku keras-keras. Matanya tajam menusuk mataku. Dan beliau mulai melafalkan akad nikah untukku. 

Awalnya aku berhasil melafalkannya. Tapi Bapak penghulunya menilai saya kurang tegas mengucapkannya. Jadinya aku harus mengulanginya lagi. Sumpah, curah keringat langsung meningkat dua kali lipat mendengarnya. Aku harus lebih percaya diri kali ini. Dan Alhamdulillah...Sah!!




Background Song : Flanella - Sah

"Sudah tiga tahun" 
"kita berpacaran"
"Lewati suka,"
"lewati duka"

"Kini saatnya" 
"aku melamarmu" 
"Agar dirimu halal bagiku"
 

"Saya terima nikahnya pujaan hatiku milik ayahnya" 
"Dengan mas kawin seperangkat alat shalat"
"Ditambah dengan mahar sebesar seratus ribu rupiah"
"Dibayar tunai"
 

"Sah.. Sah.. Sah.." 
"Kata orang-orang"
"Sah.. Sah.. Sah.."
"Kau istriku yang sah"

...






Minggu, 22 September 2013

Jadwal Mengerikan

Last week was horrible! Brides and groom had bloody exhausted tight schedule… (ehm…bahasa inggrisnya apa ya buat “jadwal padat dan melelahkan yang berdarah-darah”??). Sampai-sampai pengen aku posting di blog. Tapi berhubung sibuk kerja, well… baru sekarang bisa ditulis. Weekend kemarin aku dan @mini_cornetto pulang ke kota kelahiran kami, Solo dan Semarang dengan agenda sebagai berikut :
  1. Ke Solo untuk fitting baju pengantin pas acara “ngunduh mantu” 
  2. Ke Pacitan untuk memohon doa restu  ke kakek nenek.
  3. Ke Semarang untuk fitting baju pengantin setelah akad nikah nanti. 
  4. Foto prewedding di kampus, Kebon Raja, dan Maerokoco
And that kind of To-Do list should be done before weekdays (bayangin capeknya rute yang mesti kami singgahi : Cilegon—> Bandara—> Solo—> Pacitan—> Solo—> Semarang—> Jakarta—> Cilegon). 

-= Jumat =-

Jumat pagi sehabis kerja shift malam (yang artinya aku tidak tidur semaleman) aku langsung jemput @mini_cornetto di messnya di daerah Citangkil. Jam 8 kita sudah naik bus Damri tujuan Bandara Soetta. Dua jam perjalanan, kami langsung check in dan duduk manis di lounge menunggu dipanggil naik pesawat. Tapi keadaan berkata lain, Lion Air as usual at couples of minutes before departure, their airport crew announce that our flight will be delayed around an hour. Aku yang terkantuk-kantuk semalaman belum tidur harus bersabar dan mencoba merem. Jam 12:30 kami berangkat dan sejam kemudian, kami tiba di Adi Soemarmo, Solo.
At Bandara Adi Soemarmo
@mini_cornetto

























Pukul 14:30 akhirnya sampai juga di rumah. Setelah istirahat (lebih tepatnya tidur) 1 jam, kami bersiap berangkat menggunakan bus menuju Pacitan. Waktu di bus aku gunakan untuk melanjutkan tidur. Sementara @mini_cornetto duduk sebelahan dengan calon mertuanya, hehehe...

Waktu menunjukkan 20:30 di Pacitan, dan kami menginap di rumah adik Bapakku (Paklik). Setelah istirahat bentar, kami memutuskan malam itu juga kami sowan ke rumah adik terakhir dari embah. Oh ya, perlu kalian tahu, dari Bapakku aku sudah tidak punya embah lagi, tinggal adik-adiknya yang masih sehat. Ceritanya disini. Baru setelah sowan dan mohon do'a restu buat kelancaran pernikahan kami nanti, kami bisa sepenuhnya istirahat. Selesai sudah hari ini. Perasaan malam kemarin masih di Cilegon, sekarang sudah di Pacitan.

-= Sabtu =-
Sabtu subuh kami pamit sama Paklik dan melanjutkan perjalanan kami sowan ke adik dari kakek yang tinggal di Punung, desa kelahiran Bapakku juga. Jam 10 pagi setelah bercengkerama kesana-kesini, dan menjelaskan tentang prosesi nantinya baik di Semarang maupun Solo, kami pamitan pulang ke Solo. Perjalanan sedikit macet memasuki kota Solo, dan jam 1 siang kami sudah ada di Solo lagi. Ibuku berinisiatif untuk langsung menuju ke tempat sewa baju pengantin untuk fitting.

Untungnya proses fitting untuk pengantin laki-lakinya ga ribet, sekali coba langsung pas! Yang agak ribet adalah perempuannya, karena si @mini_cornetto masih sibuk nyobain model-model yang ada. Nanti tinggal yang laki-lakinya yang menyesuaikan model yang perempuan. Setelah dapet model yang cocok, kami pulang. 

Jam 4 sore, kami berdua langsung berangkat lagi menuju Semarang karena sudah janjian sama yang bikin baju pengantin kami mau ngukur baju sabtu malem ini, makanya kita bergegas ke Semarang. Huuffft...Rasanya baru cuma 2 jam doang ngerasain rumah. Sepanjang perjalanan ke Semarang, ibu mertuaku bilang kalau yang mau jahitin baju kami menunda jadwal ngukur bajunya malam ini, tapi besok sore sebelum maghrib. Thank God, i need to take a rest.

Jam 8 malam, akhirnya sampai di rumah calon mertua. Untungnya mertuaku begitu pengertian mengijinkanku untuk segera beristirahat mengingat apa yang telah kami lakukan dan jadwal foto besok yang bakal memakan waktu seharian. Jadilah bermalam minggu dengan menginap di rumah mertua.

-= Minggu =-
 
Gak ada alasan yang bisa mengalahkan keinginan untuk pulang selain karena hari ini, foto prewedding! Auuu...hihihi...Jadwal yang satu ini memang sudah kami rencanakan bahkan ketika kami balik kesini Idul Fitri kemarin. Dari tema, setting tempat, sampai pakaian yang mau dikenanakan selalu jadi perbincangan yang menarik. Salah satu yang spesial adalah kita bakal ngambil tempat di kampus dimana cinta kita bersemi. *Tsaaaah.....!

Jam 7 pagi kami sudah dijemput oleh fotografenya. Destinasi pertama kami di kampus kami tercinta, kampus Teknik Kimia UNDIP tercinta
Kampus Teknik Kimia UNDIP tahun 2009
Ikon Kampus Teknik Kimia UNDIP tahun 2009. Sekarang jadi seperti apa ya?
Untuk sekian lamanya kami sudah tidak main ke kampus, banyak yang berubah misalnya mahasiswanya (ya iyalah), ada kantin antara gedung C dan B, ada banyak gazebo sekarang buat mahasiswa bisa ngerjain laporan praktikum. Ga kaya jaman kami, dimana masih jaman laboratorium sentris : dimana ada laboratorium, disitu banyak mahasiswa sibuk asistensi dan bikin laporan.


Waktu kami melakukan observasi untuk mencari spot bagus untuk melakukan pemotretan gak jarang mahasiswa yang memperhatikan gerak-gerik kami. "Mau ngapain ini mas sama mbaknya?" mungkin pikir mereka seperti itu. Bahkan pas photo session ada yang melihat kami sambil cekikikan. Aku dan @mini_cornetto hanya bisa tersenyum kecut. Lama-lama aku bisa manggil temen2 2007 Inovatif,tadi yang ngetawain kami biar disuruh makan rumput depan gedung B. Hah, tapi sudahlah...

Setelah jeprat-jepret dengan berbagai gaya dan berbagai cerita yang ingin kami tampilkan. Kami segera pindah ke restoran Kebon Raja di daerah Ungaran. Disitu kami sekalian makan siang. Sampai hampir sore kami disitu, kemudian kami beranjak ke Maerokoco. Kata @mini_cornetto apa yang bagus disana, tapi ketika kami ditunjukkan suatu rumah adat daerah Kudus kami heran ternyata banyak yang antri untuk motret disitu dan hampir semua untuk foto prewedding.

Foto Prewedding @Kebon_Raja
@Kebon_Raja, Ungaran



















Alhamdulillah, semua To-Do list terlaksana semua. Sorenya kami diantar pulang dan langsung pergi lagi untuk fitting baju buat reseps i setelah akad nikah kami nanti. Setelah selesai fitting baju, setelah Isya' kami sudah bersiap-siap balik ke Jakarta lalu lanjut perjalanan ke Cilegon. See...we are dynamic couple also, right?! Always moving.


Segitu aja ceritanya yah. Fotonya nanti nyusul. Masak iya sekarang, nunggu pas waktunya.

Soon.

Have A Nice Weekdays Guys! :))

Kamis, 13 Juni 2013

Strategi Berinvestasi di Reksa Dana Saham

Reksa Dana saham ibarat parcel yang berisi bermacam-macam saham. Ambil contoh reksa dana saham BNP Paribas Pesona Syariah dimana minimum 80% alokasi dana di saham-saham sesuai syariah dan maksimum 20% pada Islamic money-market instruments. Tabel berikut saya kutip dari situs Bloomberg mengenai pengalokasian dana di BNP Paribas Pesona Syariah per 31 Desember 2011.

Top Fund Holdings for BNP Paribas Pesona Syariah

Investasi saham tidak lepas dari kondisi pasar yang bisa bergairah (bullish), lesu (bearish) atau tidak bergerak secara signifikan (sideways). Kondisi pasar yang berubah-ubah terkadang membuat investor bertanya-tanya mengenai kapan saat yang tepat untuk membeli reksa dana. Strategi market timing merupakan strategi yang sulit untuk diterapkan dimana titik terendah dan tertinggi baru dapat diketahui apabila titik tersebut sudah terlewati.
Nah, dari hasil online learning umumnya terdapat 4 metode berinvestasi di reksa dana saham :
1. Lump-sum
Lump-sum berarti menginvestasikan seluruh dana di awal periode. Misal, kita menginvestasikan 1,2 juta rupiah dengan membeli reksa dana pada saat NAB Rp 1.000,-. Dengan asumsi tidak ada biaya pembelian, maka jumlah unit yang akan diperoleh adalah 1200 unit. (Rp 1.200.000,- dibagi NAB 1000/unit).

Bulan
Jumlah Investasi
NAB/unit
Jumlah UP
Januari Rp 1.200.000,- Rp 1.000,- 1200

Nilai investasi akan bergantung pada NAB pada saat itu. Misal pada bulan Desember NAB-nya 1.100, maka nilai investasi pada saat itu menjadi Rp 1.320.000,- (1200 unit x Rp 1.100).
Kelebihan strategi ini adalah anda tidak dipusingkan dengan timing dan pengalokasian dana sudah ditanamkan di saat awal. Kekurangannya ketika membeli reksa dana saat pasar sedang mencapai puncak dimana anda mendapatkan reksa dana dengan harga per unitnya yang sudah tinggi. Jika pasar ternyata berbalik arah dan menurun, tentu anda akan merugi.

2. Constant Share (CS)
Constant share berarti anda menginvestasikan dana untuk membeli reksa dana dengan jumlah unit yang sama secara berkala. Besarnya dana yang dikeluarkan akan bervariasi tergantung NAB pada saat pembelian. Misalnya anda berencana berinvestasi tahun ini sebanyak 1200 unit reksa dana per tahun, jadi anda membaginya menjadi 100 unit per bulan. Besarnya dana yang anda keluarkan adalah sebesar unit penyertaan yang dibeli dikalikan dengan NAB per unit pada saat pembelian.
Bulan
Jumlah Pembelian UP
NAB
Jumlah Investasi
Januari 100 1100 Rp 110.000,-
Februari 100 1025 Rp 102.500,-
Maret 100 1050 Rp 105.000,-
April 100 1100 Rp 110.000,-
Mei 100 1100 Rp 110.000,-
Juni 100 1125 Rp 112.500,-
Juli 100 1120 Rp 112.000,-
Agustus 100 1100 Rp 110.000,-
September 100 1050 Rp 105.000,-
Oktober 100 900 Rp 90.000,-
November 100 1000 Rp 100.000,-
Desember 100 1025 Rp 102.500
Total 1200 Rp 1.269.500,-
Rata-rata 1.058,00

Nilai investasi yang akan diperoleh kemudian akan bergantung pada NAB per unit penyertaan pada saat itu. Jika pada bulan Desember NAB per unit reksa dana tersebut adalah 1.025, maka nilai investasi pada saat itu menjadi Rp 1.230.000,- (1200 unit x Rp 1.025).

3. Dollar Cost Averaging (DCA)
Dollar Cost Averaging dilakukan dengan cara menginvestasikan dana dalam jumlah yang tetap secara berkala (semisal seminggu sekali, sebulan sekali, atau setahun sekali) selama periode tertentu ( 5 tahun, 10 tahun, dst). Sebagai misal menginvestasikan Rp 100.000,- per bulan selama setahun. Strategi ini dilakukan dengan tidak memedulikan kondisi pasar atau perekonomian dalam kondisi krisis atau tidak, kondisi pasar yang sedang bullish atau bearish, anda tetap melakukan investasi reksa dana saham secara rutin.
Bulan
Jumlah Investasi
NAB
Jumlah UP
Akumulasi UP
Nilai Investasi
Januari Rp 100.000,- 1100 90,9091 90,9091 Rp 100.000,00
Februari Rp 100.000,- 1025 97,5610 188,4701 Rp 193.181,82
Maret Rp 100.000,- 9025 11,0803 199,5504 Rp 1.800.942,35
April Rp 100.000,- 1100 90,9091 290,4595 Rp 319.505,44
Mei Rp 100.000,- 900 111,1111 401,5706 Rp 361.413,54
Juni Rp 100.000,- 1125 88,8889 490,4595 Rp 551.766,93
Juli Rp 100.000,- 950 105,2632 595,7226 Rp 565.936,52
Agustus Rp 100.000,- 1100 90,9091 686,6317 Rp 755.294,91
September Rp 100.000,- 1050 95,2381 781,8698 Rp 820.963,33
Oktober Rp 100.000,- 900 111,1111 892,9809 Rp 803.682,85
November Rp 100.000,- 1000 100,0000 992,9809 Rp 992.980,94
Desember Rp 100.000,- 1025 97,5610 1090,5419 Rp 1.117.805,47
Total Rp 1.200.000,- Rp 1.269.500,- Rp 1.117.805,47
Rata-rata 1100,3704

Ini istilahnya simulasi aja ya, anda bisa melakukan simulasi anda sendiri berdasar aktual kondisi pasar saat ini. Tabel diatas berada pada kondisi fluktuatif, artinya ada kondisi pas bullish, pas bearish, dan pas sideways yang ditunjukkan dengan kenaikan dan penurunan NAB. Dari tabel tersebut, harga NAB per unit rata-rata yang diperoleh adalah Rp 1.100 dengan nilai investasi pada akhir periode setahun Rp 1.117.805,47

4. Value Averaging
Value averaging artinya menginvestasikan dana dalam jumlah tertentu secara berkala sehingga pertambahan nilai investasinya selalu tetap. Saat harga turun, anda membeli lebih banyak, dan sebaliknya saat harga naik, anda membeli lebih sedikit untuk menyesuaikan nilai investasi.
Misalnya anda menginvestasikan uang sebesar satu juta rupiah dan menginginkan investasi tersebut bertambah Rp 100.000,- setiap bulan. Setelah satu bulan, anda harus melihat nilai aktual investasi dan mencari tahu perbedaan antara nilai yang diinginkan dan nilai aktual. Jika nilai yang diinginkan lebih besar dari nilai aktual, maka anda perlu menambah investasi dengan membeli kembali reksa dana untuk menutup kekurangan tersebut. Jika semisal nilai investasi yang diinginkan adalah Rp 1.100.000,- tetapi saat itu hanya bernilai Rp 950.000,-, maka anda harus menambah investasi sebesar Rp 150.000,-.

Happy Investing! ^^,

Happy Couple

Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers