Sebagai lanjutan posting liburan kami di Pulau Seribu di Hari Pertama - Pesisir Barat Pulau. Keesokan paginya, jam 04:30 kami sudah bangun untuk mengejar matahari terbit di pesisir timur pulau, apalagi kalau bukan tempat yang paling terkenal dan teramai di pulau ini : Jembatan Cinta. Jembatan beton yang memiliki panjang sekitar 800 meter ini menghubungkan Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. Pulau Tidung Kecil merupakan pulau tak berpenghuni yang berisi hutan mangrove untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Pulau Tidung besar berpenduduk sekitar 4.000 an jiwa, artinya seperti yang aku tulis sebelumnya jika weekend, maka jumlah wisatawan bisa lebih banyak daripada warganya sendiri. Luaar Biiassaa!
Dari homestay, kami bersepeda menuju Jembatan Cinta pada pukul 05:00. Sebenarnya Subuh pada waktu itu adalah 04:15 waktu setempat, artinya kami terlambat 45 menit sejak fajar menyingsing. Jarak yang harus kami tempuh adalah sekitar 1,2 km dengan bersepeda dalam waktu 20 menit. Berhubung ukuran pulau yang kecil dan ramping, jadi selama bersepeda kami disajikan pemandangan pantai di kedua sisi. Tengok kanan...pantai. Tengok kiri...pantai juga, menakjubkan.
Sesampainya disana, benar saja, matahari sudah menyembul cukup tinggi dari horizon. Seperti tampak pada gambar dibawah. Jembatan cinta terletak disamping kiri dengan latar belakang Pulau Tidung Kecil.
Sayangnya, kami berdua tak bisa mencapai Pulau Tidung Kecil karena istri merasa kakinya sudah sakit semenjak bersepeda tadi menuju ke Jembatan Cinta. Kami hanya bisa mencapai check point di gazebo yang berada di tengah-tengah jembatan.
Yang kami lihat di jembatan cinta ini adalah laut yang begitu biru dan jernih. Rasanya penatnya kesibukan kita bisa hilang sejenak.
Disini disediakan beraneka ragam permainan air yang seru utnuk dicoba seperti banan boat, jet ski, parasailing, dll.
Setelah puas menikmati pesisir barat pulau ini, kami beranjak kembali ke penginapan sambil membawa oleh-oleh. Tak banyak sebenarnya yang bisa kita beli sebagai oleh-oleh. Sebatas kaos, kerajinan dari hasil laut, pernak-pernik kerang, tapi yang saya lihat bagaimana masyarakat disini berusaha menampilkan cinderamata yang menjadi khas pulau Tidung diantaranya adalah makanan. Ada yang khas disini, seperti keripik sukun asli Tidung, dodol rumput laut Tidung, dan masih banyak lagi.
Jam 09:00 kami sudah persiapan pulang, check out dan menunggu Mas Iis menjemput kami menuju ke pelabuhan. Jam 10:00 kami sudah berbaur dengan pengunjung lain untuk kembali ke ibukota.
Kami tidak tahu, selama istri hamil, setelah perjalanan wisata ini, akan ada acara jalan-jalan sebelum nanti dedeknya hadir ke dunia melengkapi kebahagiaan kami. :)
0 comments:
Posting Komentar
Tolong, biarkan aku mencarimu...