Genre : Science Fiction & Fantasy
Author : Alan Lightman
Rating : ****
Berne, Swiss, tahun 1905. Seorang kerani muda di kantor paten telah bermimpi tentang berbagai hakikat waktu yang menakjubkan. Ia adalah Albert Einstein, ketika itu ia hampir merampungkan teori relativitasnya. Apa saja mimpi-mimpinya dalam bulan-bulan terakhir yang menentukan itu? Dalam kisah luar biasa karya fisikawan Alan Lightman ini, tiga puluh dongeng menyulap beberapa teori tentang waktu menjadi mimpi-mimpi.
Buku ini menurutku sangat handal dalam hal provokasi tentang hakikat waktu itu sendiri. Setelah membaca buku ini, ingin rasanya memiliki buku ini (karena memang buku hanya buku sewaan). Yang aku baca ini sudah cetakan ketujuh, Oktober 2002. Jadi apakah masih ada di toko-toko buku? Well, can't hardly wait to get this book.
Serius Men. Buku ini cerdas banget. Dari beberapa kemungkinan bentuk waktu yang terbayang di malam-malam itu, ada satu yang tampak meyakinkan. Tapi, tidak berarti mimpi-mimpi yang lainmustahil. Yang lain itu mungkin terjadi di dunia-dunia lain. Di novel itu terbagi menurut potongan-potongan hari, setiap waktu itu menggambarkan mimpi Einstein tentang hakikat waktu di satu dunia. Disitu juga terdapat interlud yang terselip diantara beberapa potongan waktu yang menceritakan Einstein sendiri dan sahabatnya, Besso.
Bagaimana dunia dimana waktu adalah suatu lingkaran yang berulang?
Bagaimana dunia dimana waktu adalah mutlak. Waktu terlihat dimana-mana?
Apa yang terjadi jika dunia akan berakhir pada 26 September 1907?
Bagaimana dunia dimana waktu membawa keteraturan yang kian meningkat?
Apakah ada tempat dimana waktu benar-benar berhenti?
Bagaimana dunia tanpa waktu?
Bagaimana dunia dimana manusia tidak memiliki ingatan?
Bagaimana dunia dimana waktu tidak mengalir utuh, datang bagai kepingan?
Adakah dunia dimana waktu mengalir ke belakang?
Bayangkan satu dunia dengan orang-orang yang hanya hidup satu hari saja!
Bayangkan satu dunia dengan orang-orang yang hidup selamanya!
Apakah benar dunia tanpa masa depan, tiap saat adalah saat terakhir?
Bagaimana dunia dimana waktu adalah sesuatu yang tidak kontinyu?
Bagaimana dunia dimana masa lalu bisa berubah? dan hanya sekedar ilusi?
Seperti apa orang-orang yang berusaha untuk menangkap waktu?
Itu beberapa mimpi-mimpi Einstein.
Ada satu bagian yang membuat aku begitu tertarik,
Di dunia ini ada dua jenis waktu. Waktu mekanis dan waktu tubuh. Waktu yang pertama kaku dan waktu kedua sebaliknya sangat licin. Beberapa orang tidak yakin bahwa waktu mekanis itu ada. Mereka tidak melihat jam, kalaupun ada jam di pergelangan tangan itu sekedar ornamen atau semacam sopan santun bagi yang ibgin memberikannya sebagai hadiah. Mereka mendengarkan detak jantung. Mereka makan saat lapar, mereka bekerja kapan saja ketika mereka terbangun dari tidur.
Lalu, ada beberapa orang yang lain berpikir bahwa tubuh mereka tidak ada. Mereka hidup dengan waktu mekanis. Mereka bangun pada pukul tujuh pagi. Makan siang tepat tengah hari. Memenuhi janji tepat waktu, persis seperti yang ditunjukkan pada jam. Tubuh mereka bukanlah suatu keajaiban, melainkan suatu kumpulan bahan kimia, jaringan, dan impuls saraf. Lapar tak lebih dari gelombang listrik dalam saraf, kesedihan tak lebih dari asam yang menusuk otak kecil.
Ketika dua waktu bertemu, yang terjadi adalah keputusasaan. Ketika dua waktu menjauhi menuju arah berlawanan, hasilnya adalah kebahagiaan. Tiap waktu adalah benar, tetapi kebenaran itu tidak selalu sama.
Buku ini menurutku sangat handal dalam hal provokasi tentang hakikat waktu itu sendiri. Setelah membaca buku ini, ingin rasanya memiliki buku ini (karena memang buku hanya buku sewaan). Yang aku baca ini sudah cetakan ketujuh, Oktober 2002. Jadi apakah masih ada di toko-toko buku? Well, can't hardly wait to get this book.
Serius Men. Buku ini cerdas banget. Dari beberapa kemungkinan bentuk waktu yang terbayang di malam-malam itu, ada satu yang tampak meyakinkan. Tapi, tidak berarti mimpi-mimpi yang lainmustahil. Yang lain itu mungkin terjadi di dunia-dunia lain. Di novel itu terbagi menurut potongan-potongan hari, setiap waktu itu menggambarkan mimpi Einstein tentang hakikat waktu di satu dunia. Disitu juga terdapat interlud yang terselip diantara beberapa potongan waktu yang menceritakan Einstein sendiri dan sahabatnya, Besso.
Bagaimana dunia dimana waktu adalah suatu lingkaran yang berulang?
Bagaimana dunia dimana waktu adalah mutlak. Waktu terlihat dimana-mana?
Apa yang terjadi jika dunia akan berakhir pada 26 September 1907?
Bagaimana dunia dimana waktu membawa keteraturan yang kian meningkat?
Apakah ada tempat dimana waktu benar-benar berhenti?
Bagaimana dunia tanpa waktu?
Bagaimana dunia dimana manusia tidak memiliki ingatan?
Bagaimana dunia dimana waktu tidak mengalir utuh, datang bagai kepingan?
Adakah dunia dimana waktu mengalir ke belakang?
Bayangkan satu dunia dengan orang-orang yang hanya hidup satu hari saja!
Bayangkan satu dunia dengan orang-orang yang hidup selamanya!
Apakah benar dunia tanpa masa depan, tiap saat adalah saat terakhir?
Bagaimana dunia dimana waktu adalah sesuatu yang tidak kontinyu?
Bagaimana dunia dimana masa lalu bisa berubah? dan hanya sekedar ilusi?
Seperti apa orang-orang yang berusaha untuk menangkap waktu?
Itu beberapa mimpi-mimpi Einstein.
Ada satu bagian yang membuat aku begitu tertarik,
Di dunia ini ada dua jenis waktu. Waktu mekanis dan waktu tubuh. Waktu yang pertama kaku dan waktu kedua sebaliknya sangat licin. Beberapa orang tidak yakin bahwa waktu mekanis itu ada. Mereka tidak melihat jam, kalaupun ada jam di pergelangan tangan itu sekedar ornamen atau semacam sopan santun bagi yang ibgin memberikannya sebagai hadiah. Mereka mendengarkan detak jantung. Mereka makan saat lapar, mereka bekerja kapan saja ketika mereka terbangun dari tidur.
Lalu, ada beberapa orang yang lain berpikir bahwa tubuh mereka tidak ada. Mereka hidup dengan waktu mekanis. Mereka bangun pada pukul tujuh pagi. Makan siang tepat tengah hari. Memenuhi janji tepat waktu, persis seperti yang ditunjukkan pada jam. Tubuh mereka bukanlah suatu keajaiban, melainkan suatu kumpulan bahan kimia, jaringan, dan impuls saraf. Lapar tak lebih dari gelombang listrik dalam saraf, kesedihan tak lebih dari asam yang menusuk otak kecil.
Ketika dua waktu bertemu, yang terjadi adalah keputusasaan. Ketika dua waktu menjauhi menuju arah berlawanan, hasilnya adalah kebahagiaan. Tiap waktu adalah benar, tetapi kebenaran itu tidak selalu sama.
0 comments:
Posting Komentar
Tolong, biarkan aku mencarimu...