Masalahnya aku tahu buanyak masalah yang selesai dan berlalu begitu saja, sedikit sekali yang bisa ngena di diriku. Masalah yang bisa menjadikan aku lebih dewasa dan lebih bijak. Tapi apa, yang jadi adalah penyakit yang kian menggerogoti semangatku.
Saat masalah datang, aku kadang naluriah langsung bercermin dan bertanya apa ada yang salah dengan diriku. Aku jadi flashback apa kesalahanku kemarin2. Dan selalu berakhir dengan penyesalan (ya iyalah namanya juga penyesalan, kalo duluan tahu namanya kesadaran). Aku seolah terlalu sibuk dibuatnya. Apakah aku bodoh, teledor, terlalu berimajinasi dengan skenario seenak hati?? Padahal belum tentu semua aku penyebabnya.
Sebenarnya keadaan ini ada bagusnya juga yakni memberi semangat buatku untuk berubah. Aku sering beranalogi sendiri. Karena aku lebih dulu bercermin diri ketika masalah datang, aku mencari-cari hubungan masalah2 yang aku hadapi dengan dosa2 yang kuperbuat kemarin2. Kalo emang gara2 kesalahan2ku kemarin itu yang bikin masalah ini datang, aku harus berubah agar masalah itu gak terulang lagi. Tapi mungkin emang dasarnya aku "ndhableg" (baca = keras kepala) masalah2 yang sebenarnya sama itu jadinya datang terus. Lalu menyesal dan menyesal lagi...
Huuuuft...aku tahu hidup itu sendiri adalah masalah dan teman2ku banyak yang nyaranin untuk menerima ini selayaknya hadiah. Hey, aku juga tahu itu, tapi ini gak sesederhana itu kawand!!. Aku berusaha gimana caranya untuk memperbaiki diri dan aku lebih sekuat tenaga berusaha untuk berubah secara revolusioner. Aku sekarang menganggap kalo masalah yang datang adalah ujian untuk menaiki tangga kualitas hidup yang lebih tinggi. Kalo aku bisa melaluinya, aku berarti udah mampu untuk menjadi pribadi yang mungkin menurut Alloh "agak lebih baik" daripada sebelumnya.
Lalu aku berpikir jika masalah gedhe datang, aku analogikan itu adalah jurang yang menganga lebar, apa aku harus melompat lebih tinggi dan jauh untuk bisa menghadapinya?? Gak mungkin kan hanya dihadapi dengan melangkah satu, sepuluh, atau seratus kali pun untuk melewatinya?? Aku bisa mampus.
Yah, inilah pertanyaanya...
Apa aku butuh suatu lompatan yang revolusioner??
Huhuhu...coret-coret tanpa arah!
Saat masalah datang, aku kadang naluriah langsung bercermin dan bertanya apa ada yang salah dengan diriku. Aku jadi flashback apa kesalahanku kemarin2. Dan selalu berakhir dengan penyesalan (ya iyalah namanya juga penyesalan, kalo duluan tahu namanya kesadaran). Aku seolah terlalu sibuk dibuatnya. Apakah aku bodoh, teledor, terlalu berimajinasi dengan skenario seenak hati?? Padahal belum tentu semua aku penyebabnya.
Sebenarnya keadaan ini ada bagusnya juga yakni memberi semangat buatku untuk berubah. Aku sering beranalogi sendiri. Karena aku lebih dulu bercermin diri ketika masalah datang, aku mencari-cari hubungan masalah2 yang aku hadapi dengan dosa2 yang kuperbuat kemarin2. Kalo emang gara2 kesalahan2ku kemarin itu yang bikin masalah ini datang, aku harus berubah agar masalah itu gak terulang lagi. Tapi mungkin emang dasarnya aku "ndhableg" (baca = keras kepala) masalah2 yang sebenarnya sama itu jadinya datang terus. Lalu menyesal dan menyesal lagi...
Huuuuft...aku tahu hidup itu sendiri adalah masalah dan teman2ku banyak yang nyaranin untuk menerima ini selayaknya hadiah. Hey, aku juga tahu itu, tapi ini gak sesederhana itu kawand!!. Aku berusaha gimana caranya untuk memperbaiki diri dan aku lebih sekuat tenaga berusaha untuk berubah secara revolusioner. Aku sekarang menganggap kalo masalah yang datang adalah ujian untuk menaiki tangga kualitas hidup yang lebih tinggi. Kalo aku bisa melaluinya, aku berarti udah mampu untuk menjadi pribadi yang mungkin menurut Alloh "agak lebih baik" daripada sebelumnya.
Lalu aku berpikir jika masalah gedhe datang, aku analogikan itu adalah jurang yang menganga lebar, apa aku harus melompat lebih tinggi dan jauh untuk bisa menghadapinya?? Gak mungkin kan hanya dihadapi dengan melangkah satu, sepuluh, atau seratus kali pun untuk melewatinya?? Aku bisa mampus.
Yah, inilah pertanyaanya...
Apa aku butuh suatu lompatan yang revolusioner??
Huhuhu...coret-coret tanpa arah!
0 comments:
Posting Komentar
Tolong, biarkan aku mencarimu...