Pages

Minggu, 19 Mei 2013

Mengajakmu Berdansa

Hold my hand

 

Aku menariknya lebih dekat, dan aku merasa dirinya malu sambil cekikikan ketika aku meminta meletakkan tangannya ke leherku. Tangannya melilit leherku dan tanganku berada di pinggangnya. Tapi tak satu pun dari kita menjaga tangan kita memegang satu sama lain untuk waktu yang lebih lama. Bass musik itu begitu keras, aku bisa merasakannya berdebar di dadaku. Atau itu hanya hatiku yang berdebar? Aku tak bisa mengendalikan tubuhku lagi, tapi pada saat yang sama, aku sangat menyadari bahwa aku begitu dekat dengannya.

Aku tidak bisa menahannya. Aku merasa dia terpengaruh karenaku. Aku sendiri begitu tertarik padanya seperti magnet. Kepalaku kabur, tapi kutahu aku membuat keputusan yang tepat. Pinggul ini baru saja mulai bergerak sendiri.

“Pernah dansa sebelumnya?” aku tersenyum berkata padanya. Dia menggeleng.

“Aku juga belum, cuma pernah lihat di film, tapi aku takkan membiarkanmu terjatuh”. Aku mencoba meyakinkannya.

Andai saja aku bisa melambatkan waktu, di saat-saat seperti ini, kupindahkan tanganku dari pinggang menuju punggungnya. Aku tidak ingin dia menjauh. Tampaknya dia sedikit gugup karena aku merasa dia sedikit menolaknya. Tertarik napasnya karena terkejut ketika dia merasakan hembusan napasku mengenai  telinganya. Melihat sikapnya terkejut membuatku tersenyum. Jemarinya menyelinap dibalik kerah kemeja putih yang aku kenakan dan aku merasa dia mencubit leherku. Tubuhku makin kudekatkan dan bibir ini sengaja kuserempetkan pada bagian atas dahinya. Aku merasa napasku bergetar.

Aku membayangkan kita saat ini dilihat oleh berpuluh-puluh pasang mata. Mereka melihat tingkah kita. Mereka tampak memaklumi karena mereka melihat kita sedang jatuh cinta. Alunan lagu cinta favorit kita diputar begitu syahdu saat itu. What a lovely momment.

Seketika dia menatapku ketika aku menyebut namanya. Tampaknya dia sedang melamun ketika kusebut namanya. Sikap terkejutnya lebih parah daripada yang tadi. Tidak, ruangan ini tenang dan aku menyadari matanya tadi tertutup. Aku telah membuat matanya terbuka.

Banguuuun!

Kali ini suaranya balik membangunkanku. Aku pasti bermimpi sebelumnya. Aku mengerjap beberapa kali, mencoba untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi. Mencoba menyadari barusan mimpi atau tidak.

"Hei," katanya lembut. Suara lembutnya ternyata seperti menampar dari kelinglunganku.

"Mm?" aku mencoba menjawab. Pipiku dicubit.

"Kau menggeliat-geliat," dia terkikik. "Kamu mimpi buruk?"

"Tidak," Aku menggeleng, tapi kemudian ragu-ragu. Jelas itu bukan mimpi buruk. Aku cepat-cepat bangun dan duduk, dia beringsut kembali.

Baru setelah aku mendapatkan kesadaranku sepenuhnya, ternyata tadi hanya mimpi.

Senin, 06 Mei 2013

Pembelian Reksadana di Bank atau Manajer Investasi Langsung?

Bagi yang masih bingung bagaimana memulai berinvestasi di reksadana, begini tipsnya: Mulai saja dulu beli satu RD. Setidaknya itu yang aku lakukan kepada 3 teman sekantor yang bingung bagaimana caranya berinvestasi di reksadana. Aku sendiri yang menemani mereka melakukan pembelian (subcription) di Mandiri KC Cilegon Merak sedangkan aku melakukan top up RD yang sudah aku punya. Sampai-sampai CS dan satpamnya sampai hapal, “reksdana ya Pak? silahkan ditunggu saja” huhuhu….

Ada dua tempat yang bisa kita datangi untuk mendapatkan reksadana yaitu di Manajer Investasi (MI) langsung atau bisa melalui bank yang mempunyai sertifikat WAPERD (wakil agen penjual reksa dana). Aku akan bahas kedua tempat tersebut sebatas yang sudah aku tahu.

 

Beli reksadana dimana?

 

-= Bank Agen Penjual =-

Sampai saat ini berdasarkan data Bank Indonesia (BI) terdapat 16 bank yang menjadi agen penjual reksadana. Bagi bank, kerjasama dengan MI akan meningkatkan pendapatan komisi alias fee based income yang belakangan sebagai sumber pendapatan lain selain selisih bunga dari penyaluran kredit.

Pemasaran reksadana sendiri juga tidak eksklusif, satu reksadana bisa dijual oleh berbagai Bank Agen Penjual yang berbeda. Daftar beberapa Bank yang menjadi agen penjual reksadana dibawah ini aku olah dari tabloid Investor edisi Maret 2013. Daftar bank :

Bank Agen Penjual

Jumlah Reksadana yang Dijual

  • Bank Commonwealth

60

  • Bank Mandiri Tbk)

54

  • Bank CIMB Niaga Tbk

73

  • Bank Internasional Indonesia Tbk

37

  • HSBC

39

  • Bank Permata Tbk

32

  • Bank ANZ Indonesia

44

  • Citibank

28

  • Bank Danamon Indonesia Tbk

43

  • Standard Chartered Bank

55

  • Bank DBS Indonesia

40

  • Bank Negara Indonesia Tbk

47

  • Bank Jabar Banten Tbk

14

  • Bank Permata

32

  • Bank Rakyat Indonesia Tbk

19

  • Bank Central Asia Tbk

4

  • Bank UOB Indonesia

43

  • Bank Syariah Mandiri

3

  • Bank OCBC NISP Tbk

16

 

Umumnya sih ketika membeli reksadana di bank yang mesti dipersiapkan adalah KTP, NPWP, dan buku tabungan (rekening). Kenapa pakai buku tabungan juga? Ya… ini strategi bank untuk mendapatkan nasabah, jadi segala macam transaksi sebaiknya bank yang mengurusnya untuk kamu. Bank juga otomatis mendapatkan untung dari transaksi ini bain pembelian (subcription), penjualan (redemption) maupun penambahan (top up). Biaya-biaya ini yang aku bilang sebagai fee based income-nya bank.

 

-= Manajer Investasi =-

Sekarang ini hampir semua MI menjual reksadana mereka lewat online. Panin Asset Management misalnya mereka menjual sendiri produk-produk RD mereka. Berbeda halnya dengan Schroder Investment Management Indonesia dan BNP Paribas Investment Partners, mereka menggunakan bank sebagai agen penjual daripada menjual sendiri. BNP Paribas malah tidak mengetahui jumlah persis berapa investor ritel mereka karena bank yang tahu dan pegang data.

Sebagai catatan : sesuai peraturan Bapepam, untuk proses pembukaan rekening pihak Manajer Investasi harus mengadakan tatap muka (face to face) dengan calon nasabah setidaknya 1 (satu) kali. Jadi kalau melihat aturannya, tetap kita harus datang ke kantor MI atau Bank ketika kita ingin memperoleh reksadana.

Yang aku  tahu MI yang pembelian, penjualan, dan top up secara online adalah Panin Asset Management, Samuel Asset Management, Mandiri Manajemen Investasi, mungkin ada yang mau menambahkan?! janji nanti aku akan update lagi.

 

-= Pilih Mana, Beli RD di Bank atau MI?? =-

Kategori Manajer Investasi Bank Agen Penjual
Akses MI masih terpusat di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, Surabaya, Semarang, dan Bandung Kantor Cabang (staff yang memiliki sertifikat WAPERD) yang dimiliki tersebar di pelosok negeri.
Keamanan Berinvestasi Terjamin karena direct selling Bank menjaga nama baik, mereka tidak mau nama besar mereka hancur. Potensi penyalahgunaan tetap ada
Variasi RD Terbatas pada RD yang mereka punya Supermarket Fund, mereka menjual beragam RD dari beragam MI
RD favorit Kita dapat membeli RD yang sudah kita incar langsung ke MI Beberapa RD produk unggulan tidak dijual di bank
Modal awal Sama-sama bisa dimulai dari modal kurang dari sejuta. Sama-sama bisa dimulai dari modal kurang dari sejuta.
Top Up dan Redemption Beberapa bisa dilakukan online, beberapa tidak Sedikit bank yang transaksi RD-nya menggunakan online (contoh Commonwealth bisa menggunakan Internet Banking)
Biaya Transa ksi Sama sekitar 0,75% – 2%, untuk penjualan lebih dari setahun 0% Sama sekitar 0,75% – 2%, untuk penjualan lebih dari setahun 0%
Tenaga Ahli Pemasaran (yang mau bertanya tentang investasi yang cocok) Marketing MI pasti sudah hafal betul mengenai produk-produk RD mereka Staf yang memiliki sertifikat WAPERD juga sebenarnya juga punya “jualan” lain selain RD, makanya pengetahuan mereka tidak lebih bagus daripada Marketing yang ada di MI

 

Jadi pilih mana??

Buatku dua-duanya harus punya. RD yang kita beli dari MI langsung dan dari Bank Agen Penjual. Pembelian reksadana dari MI tentunya karena return mereka yang lebih tinggi yang umumnya tidak dijual di bank. Sedangkan pembelian di Bank Agen Penjual untuk tujuan jangka panjang dimana aku men-diversifikasi-kan keuangan dimana satu bank akan aku belikan beberapa reksadana.

Happy Couple

Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers